Khususnya siswa, yang menjadi obyek dari pada pembelajaran dan pengajaran, harus dikenalkan betapa pentingnya manfaat dari perpustakaan sekolah. Masyarakat sekolah yang sadar dengan kehadiran perpustakaan akan mewujudkan masyarakat yang gemar membaca/reading society. Begitu ironis ketika kita mengamati hasil dari sebuah penelitian yang menunjukkan dari 50 sekolah yang diteliti, ternyata 8 sekolah diantaranya tidak mempunyai perpustakaan. Bagaimana siswa dapat menghasilkan karya dan mengukir prestasi jika di sekolahnya tidak tersedia perpustakaan? Memang, proses belajar siswa tidak hanya dilakukan di sekolah. Istilah long life education harus tertanam betul dan diaplikasikan dalam kehidupan siswa sehari-hari. Terutama menanamkan akhlak/nilai-nilai yang baik pada siswa.
Perpustakaan dapat mengajarkannya
tentang rasa tanggungjawab dalam meminjam dan menjaga koleksi dari
kerusakan/hilang, membiasakan aktifitas membaca dalam mengisi jam istirahat, serta
kebiasaan baik lain yang tercermin dalam tata tertib maupun peraturan perpustakaan.
Pihak sekolah berkewajiban mem-backup peraturan yang dikeluarkan oleh
perpustakaan. Diharapkan dengan penanaman akhlak/nilai-nilai yang baik ini, siswa
dapat lebih bertanggungjawab dalam kehidupan
sosialnya, menjadi taat pada orang tua dan bapak ibu guru, serta menjadi
warga masyarakat yang bermanfaat bagi lingkungan sekitarnya. Bukankah hal
tersebut juga merupakan prestasi bagi siswa? Karya yang bermutu dan prestasi
hanya bisa diraih dengan adanya kemauan dan kebiasaan siswa untuk terus
belajar, lewat membaca di perpustakaan
sekolah.
Kegemaran membaca yang sudah
terbudaya di kalangan siswa, harus
diimbangiperpustakaan sekolah dengan menyediakan koleksi yang bermutu dan
bervariasi. Bukankah untuk menyediakan koleksi tersebut dibutuhkan anggaran
dari pihak sekolah yang tidak sedikit? Bukankah idealnya 5 % anggaran sekolah diserahkan untuk pengembangan perpustakaan? Setiap mata pelajaran yang
diajarkan di sekolah/digariskan dalam kurikulum harus di backup dengan baik oleh perpustakaan. Siswa
yang menerima pelajaran di kelas, harus terus dimotivasi untuk terus belajar
mengembangkan ilmunya melalui proses membaca di perpustakaan. Misalnya dengan
memberi tugas membaca di perpustakaan, menceritakan kembali serta membuat
laporan. Dengan menyediakan fasilitas belajar yang menyenangkan, dan
kedekatan pustakawan dengan siswa akan membantu
proses kenyamanan belajar di perpustakaan. Hasilnya siswa diharapkan bisa menguasai
sekaligus mengembangkan mata pelajaran yang diterimanya di kelas.
Pihak manajemen sekolah perlu
mendukung kebijakan untuk cinta kepada perpustakaan sekolah. Misalnya saja
memberi hadiah kepada siswa yang sering membaca
di perpustakaan, serta menghimbau kepada guru untuk memotivasi siswa dalam
melengkapi informasi dan pengetahuannya demi menunjang proses pendidikan serta
daya serap terhadap mata pelajaran. Siswa yang sudah mempunyai motivasi tinggi untuk
belajar, tinggal menunggu waktu saja agar dapat berkarya dan berprestasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar